Langsung ke konten utama

Lelaki Itu, Ayahku

Oleh: Nurmala

Di antara puluhan pasang mata, aku masih tertegun melihat tubuh yang terbaring. Waktu itu usiaku baru tujuh tahun. Banyak hal yang tidak kupahami, mengapa semua orang menangis?


**************************
Oktober 1997

Jam dua dini hari, aku dikejutkan dengan kedatangan ibu dan kakak laki-laki dari kakak ipar. Ibuku sibuk memasukkan beberapa lembar baju ke dalam tas. Aku mengucek-ngucek mata sambil bertanya dalam hati, ada apa ini?

Aku hanyalah seorang gadis kecil yang belum mengerti kehidupan. Kami semua berangkat dengan pakaian seadanya. Aku mengenakan piyama hijau botol lengan panjang.

Dalam perjalanan tak ada suara obrolan. Hanya isakan tangis ibu yang berusaha diredakan oleh ibu mertua, kami memanggilnya mami. Sekitar 100 meter menuju tempat tujuan, terlihat ada bendera kuning. Sepengetahuanku saat itu, kalau ada bendera kuning artinya ada orang yang meninggal. Siapa ya yang meninggal?

Aku, gadis kecil masih belum menemukan titik terang. Perlahan kami memasuki rumah duka. Ibu digandeng oleh mami. Airmatanya mulai jatuh kembali. Tangannya membuka helai kain yang menutupi tubuh yang sedang tidur itu. 

Aku, gadis kecil masih menatap penuh tanya, mengapa lelaki itu terbaring lemah? Mengapa dia tidak bangun lagi?

Ibuku wanita kuat, dia tidak berteriak meskipun hatinya menjerit. Satu persatu sanak saudara memelukku dan ibu sambil berkata, "Yang sabar ya, yang kuat ya".

Ya, lelaki yang terbaring itu ayahku.

Aku, gadis kecil telah menjadi yatim. Tak banyak kenangan kuukir bersamanya. Hanya wajah lelahnya pernah hadir membersamaiku.


Sukabumi, 07 April 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan harian 1

Hidup itu penuh misteri. Tak dapat ditebak. Walau sedetik pun. Kita hanya berencana A, B, C dan D. Namun Allah jua lah yang memutuskan. Ketika SD saya adalah sosok anak yang minder karena merasa tak pandai dalam pelajaran. Guru-guru selalu saja memuji dan mengingat murid-murid yang pandai. Disitu saya merasa rendah diri. Saat itu saya belum tau kemampuan dan kelebihan yang ada dalam diri. Tahun berganti. Seragam putih biru menjadi seragam kebanggaan karena saya berhasil masuk di SMP Negeri favorit. Di bangku Tingkat Menengah Pertama ini saya merasakan semangat belajar benar-benar hidup. Saya sangat menikmati proses belajar setiap hatinya. Setiap pelajaran ada sebuah target pencapaian. Dan itu dimulai dari tempat duduk. Saya duduk dibangku paling depan dekat meja guru. Kenapa harus di depan meja guru? Supaya ketika saya bertanya atau mengajukan pendapat, akan lebih mudah terlihat lebih dulu. Targetnya adalah setiap pelajaran,  minimal satu pertanyaan. Hasilnya ketika pembagian...

SYUKUR HARUS, IRI JANGAN

 #day4 #30harimembacakanbuku #30hariberkisah  #KomunitasCintaAnak 95_Nurmala_Syukur dan Tidak Sombong Syukur Itu Harus, Iri Jangan Di hari ke empat, menjelang tidur Afnan memilih minta dibacakan buku Syukur dan Tidak Sombong. Buku ini terdiri dari 4 judul dongeng. Dua judul yang dibacakan adalah Kalung Milik Kucing dan Undur-Undur yang Tidak Mau Berjalan Mundur. Afnan dan Ashraf senang dibacakan buku ini. Karena selain ada dialog singkat yang harus saya ekspresikan, ada juga gambar yang menunjukkan alur ceritanya. Dongeng Kalung Milik Kucing mengajarkan kita untuk selalu bersyukur dengan yang sudah kita miliki. Jangan sampai mengambil barang orang lain tanpa ijin. Karena selain tercela, dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Saya coba contohkan seperti merebut mainan. Ruginya, dengan rebutan mainan pasti berantem, dan salah satu atau keduanya ada yang terluka.  Kisah Undur-undur, menceritakan tentang perasaan iri. Karena, undur-undur merasa aneh, dirinya tidak bisa ...

Maaf, Aku Mengeluh

Menikmati fase kehidupan Tidak selalu ada tawa Kadang berurai air mata Ada juga amarah yang mengguncang Jatuh lalu bangkit, kemudian bertahan Ujian yang terus hadir bergiliran Membuatku berbenah diri Remedial kehidupan terus kucoba Sesak, saat kutahu gagal lagi Suara tersekat di kerongkongan Mencari kekuatan dalam batin  Kuhanya bisa pejamkan mata Hingga tangis itu pecah Aku Tenggelam dalam kesedihan Menyesal Tetapi kesalahan kadang diulangi  Aku bukan malaikat, Tuhan Aku juga bukan kalangan iblis Ada jiwa hampa Ada ruang kosong Ada ruh yang dipancung Tuhan, Maaf aku mengeluh Ciputat, 30 Mei 2022 @Nurmala