Langsung ke konten utama

Hilang dalam Sekejap (5) Cinta bersemi tertiup angin senja


Sisik hitam mencuri pesona alam
Membuat pengembara berlari meninggalkan
Manik-manik hati mulai terlepas dari ikatan
Apakah bertahan atau dilepaskan?

Perempuan separuh baya mulai membuka warungnya lebih awal. Suara tarikan rolling dor terdengar parau. Karena rodanya yang sudah tua membutuhkan pelumas lebih banyak. Gesekan antara makanan kemasan yang berbaris rapi seperti melaksanakan upacara. Belum lagi si manis candy yang berada di toples bergoyang menimbulkan suara riuh anak kecil untuk meraih isinya.

“Zein, kenapa kok pagi-pagi sudah melamun?”, tanya seorang perempuan yang tampak kelelahan setelah membereskan barang di warungnya.
“Ehh.. siapa yang ngelamun Bu? Zein cuma lagi bingung.”
“ Shaffa ya?” tebak ibunya.
Anggukan kepala anak semata wayangnya itu menjadi sebuah jawaban sekaligus pertanyaan.
“ Kalau yakin lanjutkan. Kalau ragu tinggalkan.” Ujar perempuan yang melahirkannya.
“ Tapi bagaimana dengan rasa ini Bu? Aku takut menyakiti hati Shaffa”. Suaranya bergetar menahan emosi di dadanya. Tak terasa mata yang sudah penuh menumpahkan butirannya.

Mentari pagi menghangatkan jiwa yang basah dengan perasaanya. Pelukan sang ibulah sebagai obat satu-satunya kini. Ketegarannya mengalahkan ketakutan yang bersemayam. Keyakinannya membuat kebimbangan menjadi utuh. Dan tangisan melegakan amarah yang meradang.

“ Tak perlu takut untuk membuat keputusan. Lanjut atau tidak adalah sebuah pilihan. Allah memberikan ruang untuk itu. Tapi ingat, setiap yang kita pilih memiliki konsekuensi sendiri. Dan kita harus siap menerimanya. Lanjut berarti menerima segala kekurangan dan kelebihannya. Menyudahinya berarti siap untuk kehilangannya.” Tarikan napas membuat sisa usia paru-parunya bersih.

“Jodoh itu rezeki Zein. Jadi tidak akan tertukar dengan yang lain. Jodoh itu bukan seberapa dekat atau seberapa lama kamu mengenal calon pasanganmu. Tetapi, seberapa yakin kekuatan doa pada Allah bahwa dia adalah yang terbaik buatmu. Sekeras apapun usahamu mengejarnya kalau Allah tidak menghendaki kalian berjodoh ya tidak akan terjadi. Libatkan Allah dalam setiap keputusanmu. Insya Allah dimudahkan”. Kecupan dikening mengakhiri petuah perempuan bijak panutan Zein.

Perdebatan batinnya berjalan sangat lambat. Tetiba saja bayangan ayahnya berkelebatan. Zein rindu pada sang ayah. Angannya melayang pada pria berotot yang memukul wanita kesayangannya 2 tahun lalu. Tak terima ibunya diperlakukan kasar, sejurus Zein melayangkan pukulan dan tendangan pada perutnya. Pria itupun tersungkur dengan darah yang keluar dari mulutnya. Sejak lelaki yang dicintai ibunya meninggal maka yang bertugas menjaga ibunya adalah Zein. Ketika perempuan tegar memilih kembali menikah dalam keraguan, penyiksaan dan kepedihan terus menghantui hari-harinya. Hingga perceraian itu terjadi dengan tuduhan KDRT.

Palung hatinya berhenti pada aliran bernama Shaffa. Gadis sastra yang ia temui ketika masih SMA kini sudah dewasa. Bola manik hitamnya semakin membulat cantik. Baju merah muda yang dilihatnya saat itu membuat pesonanya terpancar. Rasa kikuk saat bertemu dengannya adalah momen yang tak terlupakan. Namun, batu bernama Surya kembali menghalanginya. Zein tidak habis pikir selalu saja menyukai wanita yang sama. Apakah kini ia harus kembali mengalah?

Dua minggu tinggal esok hari. Masih ada 24 jam untuk mengubah keputusannya. Sabit menggantung di langit. Zein menghadapkan wajahnya ke luar jendela. Menimbang kembali perasaan dan kepastian yang akan diungkapkan di depan Shaffa.. Lelaki yang jago bela diri kini tak bisa membela dirinya sendiri. Zein memohon pada penjaga malam dengan sebenar-benarnya untuk membulatkan tekad dan menguatkan mental.

Daun yang gugur tak mungkin berbunga
Akar yang rapuh tak mungkin menopang batang
Biji yang hancur tak mungkin berbuah ranum
Tanah yang kering tak mungkin tanaman tumbuh subur



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan harian 1

Hidup itu penuh misteri. Tak dapat ditebak. Walau sedetik pun. Kita hanya berencana A, B, C dan D. Namun Allah jua lah yang memutuskan. Ketika SD saya adalah sosok anak yang minder karena merasa tak pandai dalam pelajaran. Guru-guru selalu saja memuji dan mengingat murid-murid yang pandai. Disitu saya merasa rendah diri. Saat itu saya belum tau kemampuan dan kelebihan yang ada dalam diri. Tahun berganti. Seragam putih biru menjadi seragam kebanggaan karena saya berhasil masuk di SMP Negeri favorit. Di bangku Tingkat Menengah Pertama ini saya merasakan semangat belajar benar-benar hidup. Saya sangat menikmati proses belajar setiap hatinya. Setiap pelajaran ada sebuah target pencapaian. Dan itu dimulai dari tempat duduk. Saya duduk dibangku paling depan dekat meja guru. Kenapa harus di depan meja guru? Supaya ketika saya bertanya atau mengajukan pendapat, akan lebih mudah terlihat lebih dulu. Targetnya adalah setiap pelajaran,  minimal satu pertanyaan. Hasilnya ketika pembagian...

SYUKUR HARUS, IRI JANGAN

 #day4 #30harimembacakanbuku #30hariberkisah  #KomunitasCintaAnak 95_Nurmala_Syukur dan Tidak Sombong Syukur Itu Harus, Iri Jangan Di hari ke empat, menjelang tidur Afnan memilih minta dibacakan buku Syukur dan Tidak Sombong. Buku ini terdiri dari 4 judul dongeng. Dua judul yang dibacakan adalah Kalung Milik Kucing dan Undur-Undur yang Tidak Mau Berjalan Mundur. Afnan dan Ashraf senang dibacakan buku ini. Karena selain ada dialog singkat yang harus saya ekspresikan, ada juga gambar yang menunjukkan alur ceritanya. Dongeng Kalung Milik Kucing mengajarkan kita untuk selalu bersyukur dengan yang sudah kita miliki. Jangan sampai mengambil barang orang lain tanpa ijin. Karena selain tercela, dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Saya coba contohkan seperti merebut mainan. Ruginya, dengan rebutan mainan pasti berantem, dan salah satu atau keduanya ada yang terluka.  Kisah Undur-undur, menceritakan tentang perasaan iri. Karena, undur-undur merasa aneh, dirinya tidak bisa ...

Maaf, Aku Mengeluh

Menikmati fase kehidupan Tidak selalu ada tawa Kadang berurai air mata Ada juga amarah yang mengguncang Jatuh lalu bangkit, kemudian bertahan Ujian yang terus hadir bergiliran Membuatku berbenah diri Remedial kehidupan terus kucoba Sesak, saat kutahu gagal lagi Suara tersekat di kerongkongan Mencari kekuatan dalam batin  Kuhanya bisa pejamkan mata Hingga tangis itu pecah Aku Tenggelam dalam kesedihan Menyesal Tetapi kesalahan kadang diulangi  Aku bukan malaikat, Tuhan Aku juga bukan kalangan iblis Ada jiwa hampa Ada ruang kosong Ada ruh yang dipancung Tuhan, Maaf aku mengeluh Ciputat, 30 Mei 2022 @Nurmala