Katakanlah Muhammad Allah itu Satu
Allah tempat bergantung segala sesuatu
Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan
Dan tidak ada yang bisa menyerupaiNya (terjemah surat Al Ikhlas ayat 1-4)
Setiap orang memiliki mimpi yang ingin diwujudkan. Entah untuk dirinya, keluarganya, kehidupannya maupun untuk masa depannya. Segala bentuk ikhtiarpun dilakukan demi tercapainya sang impian.
Jalan menggapai mimpi tak semudah membalik telapak tangan. Rintangan dan halangan ada saja menghampiri tikungan kehidupan. Sehingga kadang membuat kita lalai. Membuat kita lupa pada Dzat yang menciptakan tubuh ini dari setetes air hina.
Kita terus mencari jalan keluar sendiri. Merasa diri paling benar.
Merasa diri paling hebat.
Merasa diri paling pintar.
Dan merasa merasa yang lainnya. Kritikan dan saran dari orang terdekatpun diabaikan.
Ketika hati dibutakan dunia maka gelap sudah cahaya hidayahNya.
Kita lupa cara meminta.
Kita lupa cara meminta yang benar. Kita lupa pada siapa seharusnya meminta?
Kita lupa siapa diri kita?
Mari kita mengingatkan jiwa ini untuk kembali pada Rabbul'alamiin.
Kita kembali meminta hanya kepadaNya.
Satu-satunya tempat menggantungkan ribuan harapan.
Kita kembali memohon kepadaNya.
Supaya dijauhkan dari segala penyakit yang mengotori hati.
Kita kembali ketuk pintu langitNya.
Kita guncang Arasy Nya.
Dengan sujud disepertiga malam.
Kadang kita lupa cara meminta.
Disaat kita menjauh dariNya,
Disaat kita melupakanNya,
Sebenarnya Allah sangat cemburu,
Namun, Dia tak pernah menjauh.
Teguran demi teguran silih berganti
Hingga diri ini menyadari tempat pulang untuk kembali
Buka kuncinya dengan sholat. Dan ketuk pintu langitNya dengan doa. Maka tidak ada yang tidak mungkin jika Allah sudah berkehendak.
Ciputat, 17 Januari 2020
Muhasabah diri yang penuh dosa
Allah tempat bergantung segala sesuatu
Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan
Dan tidak ada yang bisa menyerupaiNya (terjemah surat Al Ikhlas ayat 1-4)
Setiap orang memiliki mimpi yang ingin diwujudkan. Entah untuk dirinya, keluarganya, kehidupannya maupun untuk masa depannya. Segala bentuk ikhtiarpun dilakukan demi tercapainya sang impian.
Jalan menggapai mimpi tak semudah membalik telapak tangan. Rintangan dan halangan ada saja menghampiri tikungan kehidupan. Sehingga kadang membuat kita lalai. Membuat kita lupa pada Dzat yang menciptakan tubuh ini dari setetes air hina.
Kita terus mencari jalan keluar sendiri. Merasa diri paling benar.
Merasa diri paling hebat.
Merasa diri paling pintar.
Dan merasa merasa yang lainnya. Kritikan dan saran dari orang terdekatpun diabaikan.
Ketika hati dibutakan dunia maka gelap sudah cahaya hidayahNya.
Kita lupa cara meminta.
Kita lupa cara meminta yang benar. Kita lupa pada siapa seharusnya meminta?
Kita lupa siapa diri kita?
Mari kita mengingatkan jiwa ini untuk kembali pada Rabbul'alamiin.
Kita kembali meminta hanya kepadaNya.
Satu-satunya tempat menggantungkan ribuan harapan.
Kita kembali memohon kepadaNya.
Supaya dijauhkan dari segala penyakit yang mengotori hati.
Kita kembali ketuk pintu langitNya.
Kita guncang Arasy Nya.
Dengan sujud disepertiga malam.
Kadang kita lupa cara meminta.
Disaat kita menjauh dariNya,
Disaat kita melupakanNya,
Sebenarnya Allah sangat cemburu,
Namun, Dia tak pernah menjauh.
Teguran demi teguran silih berganti
Hingga diri ini menyadari tempat pulang untuk kembali
Buka kuncinya dengan sholat. Dan ketuk pintu langitNya dengan doa. Maka tidak ada yang tidak mungkin jika Allah sudah berkehendak.
Ciputat, 17 Januari 2020
Muhasabah diri yang penuh dosa
Komentar