Aturan dalam berkendara, selain lancar mengendarai maka harus menguasai rambu-rambu lalu lintas
Jam 07.10 wib para santri dan santriwati telah memasuki ruang kelas. Jumlah kelompok binaan tilawati yang saya pegang ada 10 orang. Lima orang dari kelas 3D dan lima orang lagi dari kelas 3E.
Doa sebelum belajar dan surat Al Fatihah selesai dibaca. Lanjut membaca peraga tiawati jilid 4. Memasuki baca simak, yaitu membaca buku tilawati jilid 4. Setiap santri dan santriwati membaca satu baris dalam satu putaran.
Beberapa kali ada santri yang salah dalam membaca. Ada juga santri yang terburu-buru membaca sehingga terjadi kesalahan baik dalam makhrojnya maupun tajwidnya.
Maka saya ilustrasikan seperti mengendarai kendaraan. Orang yang lancar mengendarai mobil atau motor maka orang tersebut harus menguasai rambu lalu lintas. Jika tidak dapat mengikuti aturan, maka bisa saja ia menabrak pejalan kaki yang sedang menyebrang. Ketika ada lampu merah menyala, ia terus melajukan kendaraannya.
Begitupun dengan membaca Al Quran. Para santri sedang ditempa untuk mendapatkan SIM, Surat Ijin Mengaji. Mereka sudah bisa dan lancar dalam membaca Al Quran. Tapi rambu-rambu tajwidnya masih ada saja yang diterobos.
Contoh, ada santri yang melewati bacaan bertasydid maka sama saja seperti orang bawa mobil menabrak orang sedang menyebrang. Seharusnya huruf yang bertasydid itu bacanya ditekan dan ditahan 2 ketukan. َسَلّ dibaca سَ لْ لَ.
Contoh lain, santri masih harus sering diingatkan dengan bacaan gunnah.
نْ/ ً ٍ ٌ bertemu نّ dan jika مْ/ ً ٍ ٌ bertemu مّ. Khusus untuk huruf نّ dan مّ, ditekan atau ditahan selama 3 ketukan.
Terkadang dalam memotivasi para santri butuh ilustrasi untuk memotivasi mereka semakin mau belajar. Ketika santri melakukan kesalahan dalam membaca, kita sebagai fasilitator berusaha memperbaiki bacaannya.
Bacaan yang bagus bukan hasil ekspres seperti laundry tiga hari selesai. Atau seperti masak indomie 5 menit siap disantap. Namun belajar mengaji merupakan proses seumur hidup. Ketika bacaan sudah lancar, pelajari hukum bacaannya. Ketika sudah tahu aturannya, maka mencoba terus untuk mempraktekkannya.
Jangan lelah membina para santri untuk belajar Al Quran. Kejengkelan akibat ulah mereka anggap sebagai bumbu dalam pembinaan. Mereka mengajarkan saya agar bijak dalam menyikapi masalah.
Belajar bersama.
Sama-sama belajar
Ciputat, 31 Januari 2020 pukul 03.30 wib
Jam 07.10 wib para santri dan santriwati telah memasuki ruang kelas. Jumlah kelompok binaan tilawati yang saya pegang ada 10 orang. Lima orang dari kelas 3D dan lima orang lagi dari kelas 3E.
Doa sebelum belajar dan surat Al Fatihah selesai dibaca. Lanjut membaca peraga tiawati jilid 4. Memasuki baca simak, yaitu membaca buku tilawati jilid 4. Setiap santri dan santriwati membaca satu baris dalam satu putaran.
Beberapa kali ada santri yang salah dalam membaca. Ada juga santri yang terburu-buru membaca sehingga terjadi kesalahan baik dalam makhrojnya maupun tajwidnya.
Maka saya ilustrasikan seperti mengendarai kendaraan. Orang yang lancar mengendarai mobil atau motor maka orang tersebut harus menguasai rambu lalu lintas. Jika tidak dapat mengikuti aturan, maka bisa saja ia menabrak pejalan kaki yang sedang menyebrang. Ketika ada lampu merah menyala, ia terus melajukan kendaraannya.
Begitupun dengan membaca Al Quran. Para santri sedang ditempa untuk mendapatkan SIM, Surat Ijin Mengaji. Mereka sudah bisa dan lancar dalam membaca Al Quran. Tapi rambu-rambu tajwidnya masih ada saja yang diterobos.
Contoh, ada santri yang melewati bacaan bertasydid maka sama saja seperti orang bawa mobil menabrak orang sedang menyebrang. Seharusnya huruf yang bertasydid itu bacanya ditekan dan ditahan 2 ketukan. َسَلّ dibaca سَ لْ لَ.
Contoh lain, santri masih harus sering diingatkan dengan bacaan gunnah.
نْ/ ً ٍ ٌ bertemu نّ dan jika مْ/ ً ٍ ٌ bertemu مّ. Khusus untuk huruf نّ dan مّ, ditekan atau ditahan selama 3 ketukan.
Terkadang dalam memotivasi para santri butuh ilustrasi untuk memotivasi mereka semakin mau belajar. Ketika santri melakukan kesalahan dalam membaca, kita sebagai fasilitator berusaha memperbaiki bacaannya.
Bacaan yang bagus bukan hasil ekspres seperti laundry tiga hari selesai. Atau seperti masak indomie 5 menit siap disantap. Namun belajar mengaji merupakan proses seumur hidup. Ketika bacaan sudah lancar, pelajari hukum bacaannya. Ketika sudah tahu aturannya, maka mencoba terus untuk mempraktekkannya.
Jangan lelah membina para santri untuk belajar Al Quran. Kejengkelan akibat ulah mereka anggap sebagai bumbu dalam pembinaan. Mereka mengajarkan saya agar bijak dalam menyikapi masalah.
Belajar bersama.
Sama-sama belajar
Ciputat, 31 Januari 2020 pukul 03.30 wib
Komentar
Compare reviews and find 목포 출장안마 the best hotels & 남원 출장샵 casinos near me on 포천 출장샵 Mapyro. 광명 출장안마 MGM National Harbor, 포천 출장안마 Las Vegas. (866) 547-8195. Nearby Hotels.