Anak-anak usia balita masih menggantungkan hidupnya pada seorang ibu. Dari bangun tidur hingga mau tidur, yang dicari pasti ibu. Betapa ibu memiliki kekuatan dan kasih sayang yang tak terkira. Meski wajahnya lelah karena pekerjaan domestik, tapi ia harus tetap mengukir ceria didepan anak-anaknya.
Bagaimana tidak? Tiba-tiba rasa capek hilang begitu saja melihat perkembangan sang buah hati dari ke hari. Walau tak luput emosi mencampuri. Hati sang ibu luluh saat malaikat kecilnya tertawa, tersenyum atau bertingkah lucu. Maafkan ibu, Nak masih sering bersuara tinggi bila menasihatimu.
Tapi, betapa mengejutkannya berita yang beredar 2 pekan lalu. Ditemukannya mayat seorang bayi yang masih merah dibawah fly over Ciputat. Kenapa bayi ini dibuang? Kalau sudah meninggal, kenapa ibunya tidak mengurusi jenazah anaknya? Lalu, dimanakah orang tuanya?
Miris hati ini mendengar berita tersebut. Disaat banyak orang yang berikhtiar kesana kemari hanya untuk mendapatkan keturunan. Disaat itu pula ada para orang tua yang membuang anaknya begitu saja. Dimana naluri mu wahai ibu? Dimana tanggung jawabmu wahai ayah? Tidak takutkah kalian dengan pengadilan Allah nanti?
Jika saya sedang ada di rumah, baru saja berdiri anak-anak sudah teriak. Kadang mereka lari hanya untuk memeluk. Atau tangannya menggandeng hanya untuk memastikan bahwa saya tidak akan pergi. Kalaupun saya pergi, mereka harus ikut. Pernah suatu hari ketika saya sedang membujuk si sulung untuk melakukan sesuatu namun tidak dengan segera ia lakukan. Saya mencoba pura-pura pergi sambil berkata, "ibu pergi ya Bang." Apa reaksinya? Ya. Si anak akan menangis sambil teriak memanggil ibunya.
Betapa naluri anak-anak itu begitu kuat. Mereka masih sangat membutuhkan kita, ibunya. Seandainya mayat bayi itu bisa berbicara, maka ia akan bilang, "ibu, jangan tinggalkan aku sendiri di sini. Bawa aku pergi bersamamu. Biarkan aku hidup denganmu. Seperti dulu kau selalu membawaku ketika aku masih didalam rahimmu. Ibu... ."
Sukabumi, 27 Desember 2019
Pukul 01.43
Salam dari Ibu yang masih belajar menjadi ibu yang baik
Komentar